^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Glosarium Istilah dan Prinsip
Kami berharap bahwa glosarium istilah dan prinsip ini akan membantu orang-orang yang kurang akrab dengan istilah-istilah, topik-topik, atau prinsip-prinsip tertentu yang sering didiskusikan di dalam buku ini. Kami merasa bahwa lebih berguna jika glosarium ini diatur berdasarkan tema dan bukan berdasarkan urutan abjad.
Kepausan - Jabatan seorang Paus, penerus Santo Petrus, yang didirikan oleh Yesus Kristus di atas Santo Petrus sebagai kepala dari Gereja Kristiani (Matius 16:18-20; Yohanes 21:15-17). Para uskup Roma adalah para penerus Santo Petrus. Mereka memiliki keutamaan yang sama di dalam Gereja Kristiani dengan keutamaan yang dimiliki oleh Santo Petrus di dalam Gereja apostolik.
Magisterium - Otoritas pengajaran dari Gereja Katolik yang dilaksanakan oleh seorang Paus sewaktu ia menyatakan suatu dogma dengan otoritas Kepausan. Tidak semua pernyataan seorang Paus adalah ajaran dari Magisterium. Seorang Paus berbicara secara magisterial sewaktu ia memenuhi syarat-syarat tertentu (seperti yang telah didefinisikan oleh Konsili Vatikan I). Orang-orang yang setia kepada Magisterium adalah mereka yang setia kepada segala hal yang telah diajarkan secara dogmatis oleh semua Paus di sepanjang sejarah atau yang dinyatakan sebagai hal yang telah selalu dipegang atau dinyatakan oleh Gereja Katolik.
Ex cathedra - Kata dalam bahasa Latin untuk “dari Takhta”. Istilah ini mengacu kepada seorang Paus sewaktu ia berbicara secara infalibel dari Takhta Santo Petrus dan memenuhi syarat-syarat untuk suatu pernyataan yang infalibel. Adalah suatu bidah dan dosa berat untuk menolak suatu pernyataan yang bersifat ex cathedra dari seorang Paus, yang merupakan suatu hal yang tidak dapat diubah, karena pernyataan semacam itu adalah suatu dogma yang telah diwahyukan oleh Kristus kepada Gereja.
Wahyu ilahi / dogma -Kebenaran dari Yesus Kristus adalah ajaran dari Wahyu ilahi. Gereja Katolik mengajarkan bahwa dua sumber dari Wahyu ilahi adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci; isi dari Kitab Suci dan Tradisi Suci disajikan oleh Magisterium Gereja Katolik. Wahyu ilahi berakhir setelah kematian rasul terakhir. Dogma tidak dapat diubah. Sewaktu seorang Paus mendefinisikan suatu dogma, ia tidak menjadikan dogma tersebut benar sejak saat itu, tetapi ia menyatakan secara khidmat tanpa membuat kesalahan apa yang telah selalu benar sejak kematian dari rasul terakhir. Kita harus memercayai dogma sebagaimana “yang telah sekalinya dinyatakan oleh Bunda Gereja yang kudus; dan tidak pernah boleh ada pergeseran dari makna tersebut di balik dalih dan atas nama suatu pemahaman yang lebih mendalam.”
Bidah (Heretic - dalam bahasa Inggris) - Seseorang yang telah dibaptis yang menolak suatu dogma dari Gereja Katolik. Para bidah secara otomatis terekskomunikasi dari Gereja (ipso facto/oleh karena fakta itu sendiri) tanpa perlu pernyataan/deklarasi apa pun, karena mereka telah menolak suatu ajaran otoritatif tentang Iman.
Skismatis - Seseorang yang telah dibaptis yang menolak persekutuan bersama seorang Paus yang sejati ataupun dengan orang-orang Katolik yang sejati. Kaum skismatis juga hampir selalu merupakan bidah. Kaum skismatis juga terkena ekskomunikasi secara otomatis.
Pemurtad - Seseorang yang telah dibaptis yang tidak hanya menyangkal satu atau beberapa kebenaran tentang iman Katolik, tetapi yang meninggalkan Iman Kristiani sepenuhnya. Para pemurtad juga terkena ekskomunikasi secara otomatis.
Anti-Paus - Seseorang yang secara salah mengaku sebagai seorang Paus (yaitu seseorang yang secara salah mengaku sebagai uskup Roma). Sudah ada lebih dari empat puluh Anti-Paus di sepanjang sejarah, beberapa dari antara mereka memimpin dari Roma. Buku ini membuktikan bahwa revolusi Vatikan II telah dilaksanakan oleh para pria yang adalah para Anti-Paus, yang secara palsu memperlihatkan diri mereka sendiri seolah-olah mereka adalah Paus yang sejati.
Sedevakantis (posisi sedevakantis) - Di dalam bahasa Latin, Sede berarti “kursi”/“takhta” dan Vacante berarti “kosong”. Suatu masa sedevacante adalah suatu kurun waktu di mana tidak terdapat Paus. Kurun waktu ini biasanya terjadi setelah kematian seorang Paus atau setelah seorang Paus mengundurkan diri. Kurun waktu ini telah terjadi lebih dari dua ratus kali di dalam sejarah Gereja, dan kadang kala berlangsung selama beberapa tahun. Para Doktor Gereja mengajarkan pula bahwa Takhta Petrus akan menjadi kosong seandainya seorang Paus menjadi seorang bidah terang-terangan. Posisi sedevakantis menggambarkan posisi umat Katolik tradisional yang mendukung bahwa Takhta dari Santo Petrus pada saat ini kosong, karena dapat dibuktikan bahwa pria yang ada di Roma pada saat ini adalah seorang bidah publik, dan oleh karena itu bukanlah seorang Paus.
Vatikan II - Suatu konsili yang berlangsung dari tahun 1962 sampai 1965. Vatikan II mengaku sebagai suatu konsili umum dari Gereja Katolik, tetapi kenyataannya adalah suatu “konsili penyamun” yang revolusioner, yang mengajarkan doktrin-doktrin yang telah dikutuk oleh Gereja Katolik. Vatikan II mendatangkan suatu agama baru, dan bertanggung jawab atas buah-buah busuk yang mencengangkan dan perubahan-perubahan revolusioner yang berlangsung setelah penutupannya.
Sekte Vatikan II - Frase ini mendeskripsikan Gereja palsu yang muncul sejak Vatikan II, yang dinubuatkan di dalam nubuat Katolik dan di dalam Kitab Suci. Sekte sesat ini penuh dengan bidah, kemurtadan, dan skandal-skandal yang paling tercela, sebagaimana yang dibuktikan oleh buku ini dengan luar biasa rincinya. Buku ini membuktikan bahwa sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik, melainkan gereja palsu milik Iblis yang bertujuan untuk menyesatkan orang-orang pada masa Kemurtadan Besar.
Novus Ordo Missae - Istilah dalam bahasa Latin untuk Orde Baru Misa (Tata Cara Misa yang Baru), yang mengacu kepada Misa baru yang dipermaklumkan oleh Paulus VI, pada tanggal 3 April 1969.
Gereja Novus Ordo - Sebagaimana yang digunakan di dalam buku ini, istilah ini adalah sinonim untuk istilah “sekte Vatikan II,” yang menggambarkan Gereja palsu Vatikan II, Misa Baru, dan para pengikutnya.
Katolik tradisional -Seseorang yang sederhananya Katolik, yang menganut iman Katolik dari sepanjang zaman, yang berpegang kepada semua dogma yang diproklamasikan oleh para Paus, serta ritus-ritus tradisional Gereja. Seorang Katolik tradisional tidak menerima agama sesat Vatikan II, dan ia pun tidak menerima Misa Baru (Novus Ordo), karena hal-hal semacam itu adalah inovasi-inovasi yang bertentangan dengan ajaran Katolik.
Tradisionalis palsu -Seseorang yang menganut Iman Katolik tradisional dalam beberapa hal tertentu (seperti dalam melawan ekumenisme atau beberapa aspek Vatikan II), tetapi juga tetap mempertahankan suatu kesetiaan tertentu terhadap sekte Vatikan II. Para tradisionalis palsu biasanya bersetia kepada sekte Vatikan II karena mereka menerima para “Paus” pasca-Vatikan II sebagai para Paus yang sejati walaupun para “Paus” pasca-Vatikan II dapat dibuktikan sebagai Anti-Paus (seperti yang diperlihatkan di dalam buku ini).
Ekumenisme -Istilah ini mengacu kepada ajaran Vatikan II dan para “Paus” setelah Vatikan II sehubungan dengan perihal bergabung bersama, berdoa bersama, dan menghormati agama-agama sesat. “Ekumenisme” sebagaimana yang dipraktikkan dan diajarkan oleh sekte Vatikan II, secara langsung dikutuk oleh ajaran Katolik, para Paus dan segenap tradisi Gereja. Ekumenisme Vatikan II memandang agama yang sejati sederajat dengan agama-agama sesat, dan Allah yang sejati sederajat dengan ilah-ilah sesat. Ekumenisme sekte Vatikan II didedahkan dengan luar biasa rinci di dalam buku ini. Beberapa orang berkata bahwa, dalam makna sempitnya, Ekumenisme mengacu kepada praktik bidah untuk bergabung bersama sekte-sekte skismatis, sedangkan dialog antaragama mengacu kepada praktik yang sama dengan agama-agama non-Kristiani. Tetapi, kedua istilah itu pada dasarnya merupakan persamaan kata di zaman ini.
KONSEP-KONSEP KATOLIK TENTANG AGAMA-AGAMA NON-KATOLIK
Agama-agama non-Katolik adalah agama-agama sesat / Tidak Terdapat Keselamatan di luar Gereja Katolik - Gereja Katolik mengajarkan secara dogmatis bahwa hanya terdapat satu agama yang sejati dan satu Allah yang sejati. Gereja mengajarkan bahwa semua agama non-Katolik adalah agama yang sesat dan milik Iblis. Adalah suatu dogma dari iman Katolik bahwa di luar Gereja Katolik tidak terdapat keselamatan (extra ecclesiam nulla salus). Dogma ini telah didefinisikan tujuh kali oleh para Paus yang berbicara secara ex cathedra.
Paganisme / pemujaan ilah-ilah yang lain - Istilah paganisme mengacu kepada agama-agama politeis sesat, seperti Buddhisme, Hinduisme, dst. Gereja Katolik mengajarkan bahwa ilah-ilah atau ”dewa-dewi” yang disembah oleh para pengikut agama pagan (yang memuja berbagai macam ”dewa-dewi”) adalah iblis.
Islam - Suatu agama sesat yang diwahyukan oleh nabi palsu Muhammad. Para pengikutnya disebut Muslim dan mengikuti kitab yang bernama Alquran. Para Muslim menolak Allah Tritunggal dan Keilahian Kristus. Menurut ajaran Katolik, Islam adalah suatu kekejian dan sekte satanik (yaitu, suatu sekte yang berasal dari Iblis). Para Muslim adalah orang-orang kafir (istilahnya dalam bahasa Latin adalah īnfidēlis). Mereka perlu berkonversi agar mampu memperoleh keselamatan.
Sekte Vatikan II memuji-muji Islam dan menganggapnya sebagai suatu agama yang baik.
Yahudi - Agama yang menolak Yesus Kristus sebagai Mesias dan yang berupaya mengamalkan Hukum Lama yang diberikan lewat perantaraan Musa. Agama Yahudi percaya bahwa sang Mesias masih akan datang untuk pertama kalinya. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Hukum Lama telah dibatalkan dengan kedatangan Kristus, dan bahwa seseorang berdosa berat jika ia terus menaati Hukum Lama (seturut Konsili Florence), dan bahwa para pengikut agama Yahudi tidak akan diselamatkan jika mereka tidak berkonversi kepada Yesus Kristus dan Iman Katolik.
Ortodoks / Ortodoks Timur - Para pengikut skisma dari Gereja Katolik yang berlangsung pada tahun 1054. Para ‘Ortodoks’ menolak dogma Kepausan, infalibilitas kepausan, dan ketiga belas konsili dogmatis terakhir dari Gereja. Mereka juga memperbolehkan perceraian dan pernikahan kembali. Mereka dianggap sebagai para bidah dan skismatis menurut ajaran Katolik. Mereka perlu dikonversikan menuju persekutuan dan keselamatan.
Bagaimanapun, sekte Vatikan II berkata bahwa para “Ortodoks” tidak perlu dikonversikan untuk memperoleh keselamatan. Vatikan II mengajarkan bahwa mereka adalah bagian dari Gereja yang sejati dan bahwa mereka berada di dalam jalan keselamatan (seperti yang dibuktikan di dalam buku ini).
Protestan - Para pengikut sekte-sekte yang memisahkan diri dari Gereja Katolik sejak pemberontakan Martin Luther di tahun 1517. Para Protestan menolak satu atau beberapa dogma Katolik. Siapa pun yang menolak atau membangkang melawan dogma Katolik apa pun adalah seorang bidah dan secara otomatis (ipso facto) terekskomunikasi. Para Protestan secara umum menolak dogma Katolik tentang imamat, sakramen-sakramen, Kepausan, perlunya iman dan perbuatan, perantaraan para orang kudus, dst.
Tetapi, sekte Vatikan II percaya bahwa Protestantisme bukanlah suatu bidah, bahwa para Protestan bukan orang-orang bidah, bahwa sekte-sekte mereka adalah sarana keselamatan dan merupakan bagian dari Gereja yang sejati.
KONSEP-KONSEP KATOLIK LAINNYA YANG PENTING YANG DIGUNAKAN DI SEPANJANG BUKU INI
Orang-orang Katolik tidak boleh mengambil bagian di dalam ibadat non-Katolik -Sebelum Vatikan II, semua buku panduan teologi moral Katolik mengulang-ulangi ajaran tradisional Gereja, yaitu bahwa partisipasi di dalam ibadat non-Katolik adalah suatu dosa berat melawan hukum ilahi. Setelah Vatikan II, aktivitas yang merupakan dosa berat ini dianjurkan secara resmi (lihat juga, misanya, bagian di dalam buku ini yang berjudul Sekte Vatikan II vs Gereja Katolik: tentang Hal Mengambil Bagian dalam Ibadat Non-Katolik).
Bidah dapat terwujudkan lewat perbuatan -Walaupun orang-orang tertentu mewujudkan bidah mereka melalui pernyataan-pernyataan yang tertulis atau deklarasi-deklarasi lisan, kebanyakan bidah dan kemurtadan terwujud melalui perbuatan, dan bukan perkataan. Orang-orang mewujudkan bidah dan kemurtadan mereka dengan pergi ke bait-bait non-Katolik untuk beribadat, seperti pergi ke sinagoga atau mesjid, atau dengan bergabung bersama para Protestan dan skismatis dalam ibadat di gereja-gereja mereka.
Itulah mengapa Santo Thomas Aquinas mengajarkan bahwa seandainya seseorang menghormati kubur Muhammad, orang itu akan dianggap sebagai seorang pemurtad. Tindakan semacam itu sendiri akan membuktikan bahwa orang itu tidak memiliki iman Katolik, dan bahwa ia menerima agama Islam yang sesat.
Kita melihat di sini bahwa bidah yang melawan dogma Dikandung Tanpa Noda dapat terungkap baik secara lisan, dalam karya tulis, maupun melalui “sarana lahiriah lainnya”. Kenyataannya, di dalam bukunya Principles of Catholic Theology [Prinsip-Prinsip Teologi Katolik], Benediktus XVI mengakui bahwa tindakan-tindakan dan gerak-gerik ekumenis yang telah diperbuat oleh sekte pasca-Vatikan II kepada para skismatis timur, menandakan secara persis bahwa (menurut sekte Vatikan II) para skismatis tidak perlu menerima Keutamaan Kepausan:
Kami akan mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut di dalam buku ini, tetapi hal ini adalah suatu pengakuan luar biasa dari mentan pemimpin sekte Vatikan II, yaitu bahwa tindakan-tindakan ekumenis merupakan suatu bidah terhadap keutamaan Paus. Hal ini adalah suatu contoh yang jelas tentang bidah yang diwujudkan di dalam suatu tindakan.
Gereja Katolik menolak semua yang memiliki pandangan berlawanan - Mereka yang menolak ajaran dogmatis Gereja Katolik dikutuk, dianatemakan, dan ditolak oleh Gereja.
Dengan menolak satu dogma pun dari Gereja Katolik, seseorang menolak iman segenap-genapnya, sebab Kristuslah pelindung dogma-dogma Gereja.
Orang-orang Katolik tidak bersekutu dengan para bidah -Semua orang yang menolak Iman Gereja Katolik berada di luar persekutuan Gereja dan terasing dari persekutuan tersebut; orang-orang Katolik sejati sama sekali tidak boleh bersekutu dengan mereka.
Para imam harus dilawan, termasuk para uskup dan Paus, jika mereka menyimpang dari Iman; mereka secara otomatis kehilangan jabatan-jabatan mereka jika mereka menjadi bidah secara publik.
Apa yang dimaksud dengan meninggalkan Iman secara publik?
Indefektibilitas -Istilah ini mengacu kepada janji Kristus, yaitu bahwa Ia akan selalu berada bersama dengan Gereja-Nya (Matius 28) dan bahwa pintu-pintu gerbang Neraka tidak dapat berjaya melawan Gereja-Nya (Matius 16). Indefektibilitas berarti bahwa Gereja Katolik akan, sampai akhir zaman, tetap pada hakikatnya menjadi Gereja Katolik. Indefektibilitas Gereja mensyaratkan agar setidak-tidaknya suatu sisa Gereja akan berada sampai akhir zaman, agar ajaran-ajaran resmi Gereja tidak akan memuat kesalahan, dan agar seorang Paus sejati tidak akan pernah secara otoritatif mengajarkan kesalahan kepada segenap Gereja. Indefektibilitas tidak memustahilkan adanya para Anti-Paus yang menyamar sebagai Paus, atau suatu sekte palsu yang menyusutkan para pengikut Gereja Katolik yang sejati menjadi suatu sisa pada hari-hari terakhir; demikianlah apa yang persisnya diprediksikan akan terjadi pada akhir zaman dan apa yang dahulu terjadi pada saat terjadinya krisis Arian.
Catatan kaki untuk Glosarium:
[1] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi Ketiga puluh, 1957, no. 1839.
[2] Denzinger 1800.
[3] Denzinger 1818.
[4] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, 1990,Vol. 2 (1878-1903), Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[5] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 125.
[6] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 230.
[7] Denzinger 714.
[8] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 381.
[9] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Sheed & Ward and Georgetown University Press, 1990, Vol. 1, hal. 479.
[10] Von Pastor, History of the Popes {Sejarah Para Paus}, II, 346; dikutip oleh Warren H. Carroll, A History of Christendom {Sejarah Kekristenan}, Vol. 3 (The Glory of Christendom {Keagungan Kekristenan}), Front Royal, VA: Christendom Press, hal. 571.
[11] Denzinger 712.
[12] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 41-42.
[13] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 57.
[14] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 242.
[15] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 201.
[16] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 317.
[17] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian I-II, Pertanyaan 103., Artikel 4.
[18] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian II, Pertanyaan 12, Artikel 1, Penolakan 2:
[19] Denzinger 1641.
[20] Benediktus XVI, Principles of Catholic Theology {Prinsip-Prinsip Teologi Katolik}, San Francisco: Ignatius Press, 1982, hal. 198.
[21] Denzinger 246.
[22] Denzinger 705.
[23] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 394.
[24] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[25] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[26] Dikutip dalam Sacerdotium, # 2, Instauratio Catholica, Madison Heights, WI, hal. 64.
[27] The 1917 Pio-Benedictine Code of Canon Law {Kitab Hukum Kanonik 1917 Pius-Benediktus}, diterjemahkan oleh Dr. Edward Von Peters, Ignatius Press, 2001, hal. 83.
[28] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 401.
[29] The 1917 Pio-Benedictine Code of Canon Law {Kitab Hukum Kanonik 1917 Pius-Benediktus}, diterjemahkan oleh Dr. Edward Von Peters, hal. 695.
[30] Dom Prosper Guéranger, The Liturgical Year {Tahun Liturgi}, Loreto Publications, 2000, Vol. 4, hal. 379.
[31] Dikutip oleh St. Robertus Bellarminus, De Romano Pontifice, II, 30.
[32] St. Fransiskus De Sales, The Catholic Controversy {Kontroversi Katolik}, Rockford, IL: Tan Books, 1989, hal. 305-306.
[33] St. Robertus Bellarminus, De Romano Pontifice, II, 30.
[34] Coll. Selecta SS. Eccl. Patrum. Caillu and Guillou, Vol. 32, hal. 411-412.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...